Berbicara
mengenai film animasi 2D, Indonesia memang masih ketinggalan
dibandingkan dengan di negara-negara maju seperti Jepang atau Amerika
Serikat. Padahal Indonesia sebenarnya bukannya tidak mampu untuk itu.
Lihatlah iklan-iklan komersil di stasiun TV semacam iklan es krim yang
disajikan dengan teknologi animasi 2D yang cukup memukau (bahkan salah
satu merek terkenal memiliki serial animasi 2Dnya tersendiri yang
diputar di bioskop dan diedarkan dalam bentuk kepingan VCD/DVD). Anda
mungkin juga masih ingat dengan beberapa kisah-kisah dongeng seperti
Timun Mas yang pernah diedarkan dalam bentuk OVA pada era 90an ataupun Red Rocket Animation
yang pernah berjaya pada awal 2000an dengan memproduksi animasi Gatot
Kaca. Begitupula dengan film-film animasi 2D yang pernah menghiasi layar
kaca seperti Si Huma, Satria Indonesia, Dongeng Aku dan Kau, Kisah Wali
Songo, Tupi & Ping-Ping, Aku Tahu, dan mungkin entah sederet judul
apalagi yang mungkin luput dari ingatan kita. Jangan lupakan pula dengan
insan-insan yang bergerak di jalur Indie yang juga memproduksi
animasi-animasi yang meskipun sederhana namun tetap memukau seperti
Grammar Suroboyo.
Kini
demi memperkaya khazanah akan dunia animasi 2D di Indonesia, di
penghujung tahun 2010 ini Stasiun Televisi TRANS7 (sebelumnya TV7) yang
pernah terkenal dengan menayangkan banyak film-film animasi asal Jepang
pada awal era 2000an kembali membuat gebrakan dengan mempersembahkan
serial animasi 2D terbaru karya anak bangsa berjudul Vatalla Sang Pelindung.
Vatalla adalah sebuah serial animasi karya anak bangsa dari TRANS7 yang
diangkat berdasarkan karakter dari komik lokal Indonesia berjudul VIENETTA feat The Stupid Aliens – Lagu Untuk Foja-,
terbitan Koloni, M&C! Gramedia. Alfi Zachkyelle, pengarang komik
sekaligus sutradara animasi ini mengkonsepkan 13 episode untuk serial
ini. Seri yang diproduseri oleh Oktodia Mardoko dan TRANS7 ini
diharapkan akan menjadi seri animasi 2D karya anak Indonesia pertama
yang diangkat dari komik Indonesia. Seri inipun rencananya akan
ditayangkan oleh TRANS7 mulai tanggal 27 sampai 31 Desember 2010 jam
08.00 WIB dan setelahnya akan ditayangkan secara mingguan. Dan bila
mendapat sambutan yang cukup sukses maka akan dipersiapkan musim
keduanya yang juga berjumlah 13 episode.
Produksinya melibatkan banyak insan kreatif dari seluruh penjuru Indonesia seperti animator, illustrator,
musisi, sineas, designer, pelajar dan mahasiswa. Tercatat sekitar 6
Studio besar terlibat serta mensupport produksi ini. Sebut saja URAKUREK
studio animasi (Mahabrata) dari Yogyakarta yang digawangi oleh Joko
Subrata, Bachroel Ilmi, Kris Haryono, Yamroni & Apriyadi dipercaya
menggarap produksi animasinya, ditambah 9 MATAHARI (Cinta) dari Bandung,
KALIKARTOON studio dari Banten, serta beberapa animator dari
Flores, Bangka Belitung, Padang dan Kalimantan ikut serta di dalamnya.
Dan beberapa studio ilustrasi seperti JOTTER dari Bandung, PAPPILON
Comic dari Semarang, CERGAM CENTER, beberapa siswa SMK dari Malang dan
mahasiswa dari beberapa kampus seperti IKJ & ISI ikut serta dalam
penggarapan animasi ini. Begitu juga dengan dukungan artis-artis komik
Indonesia yang sudah go internasional seperti Arif Priyanto,
Rhoald Marcelius dan Fahriza Kamaputra dari IFS studio (Witchblade,
Darkness, Batman) serta Afif Numbo dan Rudi Crut dari CARAVAN Studio
(Transformers, GI Joe, Drafted) ikut terjun di dalam produksi ini. Tak
kalah serunya dengan Visual, Tim audio digawangi oleh beberapa Artist
untuk scoring artisnya, sebut saja Arya Prayogi (Merantau) dan
Hari ikut menghentak serial ini. Begitu halnya dengan para dubber,
serial ini diramaikan oleh para dubber yang telah mengisi seri-seri
anime internasional. Diantaranya Siti Balqis (Avatar), Diah Sekartaji
(Sailor Moon), Jessi Milianty (Samurai X), Papa Indro (Chicken Little),
Hilman (Naruto) Kartika Indah Jaya (Meraih Mimpi) dan Pepenk, drummer dari NAIF ikut terlibat didalamnya.
VATALLA menceritakan lima remaja, Jaka, Vienetta, Arya, Fionna, Yudha
dan seekor Siberian Husky bernama Wolfie yang tergabung dalam band
ALIENS FIVE menemukan sebilah keris purba yang di dalamnya bersemayam 5
roh Gunung api yang konon menjaga sebuah legenda purba. Legenda tersebut
bercerita sebuah dunia bernama Cyodyavalla yang sedang dilanda
kehancuran. Bertekat untuk menyelamatkan dunia tersebut, mereka terseret
ke sebuah petualangan menegangkan dan berbahaya mencari sekaligus
melindungi jantung dunia Cyodyavalla. Mereka tidak ada pilihan, mencari
kemudian melindungi jantung tersebut atau membiarkan dunia Cyodyavalla
hancur bersama dengan musnahnya bumi.
Produksi ini diharapkan mampu memecah kebekuan dunia animasi Indonesia yang masih slow mover
dan menjalin rasa kebersamaan antara pelaku animasi di seluruh
Indonesia.Tujuannya adalah mensinergikan semua elemen kreatif bangsa
untuk berpijak kepada kesadaran bahwa kita adalah bangsa yang besar.
Bangsa yg bisa berdiri di kakinya sendiri.
Sebuah
proyek yang ambisius kelihatannya. Dengan melibatkan berbagai pihak
yang beragam dan mumpuni, proyek ini nampak bukan hanya sekedar sebuah
proyek “animasi karya anak bangsa” saja namun juga sebuah “Proyek
Indonesia”. Bayangkan saja 6 studio animasi berpengalaman, ditambah Animator, illustrator, musisi, Sineas, designer,
Pelajar dan Mahasiswa dari berbagai latar belakang profesi, pendidikan,
sampai daerah seakan menunjukkan Indonesia yang "Bhineka Tunggal Ika"
yang berbeda-beda baik itu latar belakang dan lain-lain tetapi satu.
Satu tujuan, satu visi, satu misi, dan satu harapan demi memajukan dunia animasi di Indonesia. Bayangkan pula berapa banyak lapangan pekerjaan yang bisa tersedia lewat proyek ini dan berapa banyak tenaga SDM yang
diberdayakan dalam proyek ini??? Menunjukkan bahwa film animasi adalah
bisnis yang serius dan tidak main-main. Bukan cuma masalah kebanggaan
nasional atau keren-kerenan saja. Namun juga sebagai tali perekat persatuan dan terbukanya lapangan pekerjaan.
Selain itu keputusan untuk membatasi jumlah episode menjadi hanya 13
episode saja dan didahului dengan penayangan striping 5 episode awal
adalah langkah yang bijaksana. Kita tentu juga harus maklum bahwa
animasi Indonesia belum menjadi tuan di rumahnya sendiri. Karenanya
mencoba membuat episode banyak-banyak justru adalah langkah yang tidak
bijaksana. Karenanya jumlah 13 episode adalah pilihan yang cukup
bijaksana ditambah dengan penayangan striping 5 episode awal terutama di
masa liburan bisa menjadi ajang perkenalan sejenak sebelum kita
benar-benar terbawa masuk ke dalam dunia Vatalla. Tentu rumor sudah
muncul bahwa jika proyek ini sukses maka akan dibuat musim keduanya yang
juga berjumlah 13 episode. Tentu saja kita sangat berharap supaya
proyek ini bisa sukses besar dan menjadikan animasi Indonesia bisa
menjadi tuan di rumahnya sendiri (atau paling tidak diterima di rumahnya
sendiri), meskipun andaikan proyek ini sukses mudah-mudahan pihak
kreator tidak menjadi tinggi hati dengan melanjutkan penayangannya
sampai sepanjang mungkin dan tidak tamat-tamat yang akhirnya justru
malah menjatuhkan kualitasnya sendiri. Karenanya 2 musim dengan jumlah
26 episode menurut saya pribadi cukup untuk proyek awal ini.
Dari
segi animasinya, film ini boleh dibilang sebagai yang terbaik yang bisa
dibuat oleh anak-anak Indonesia. Dengan mengerahkan berbagai studio dan
talenta-talenta berpengalaman jadilah sebuah animasi yang cukup apik
dan memukau untuk ditonton. Memang jika dibandingkan dengan animasi dari
Amerika atau Jepang mungkin masih kalah jauh. Tapi sebagaimana pepatah
"Roma tidak dibuat dalam semalam" maka hal itu bisa dimaklumi karena
dari segi kuantitas dan jam terbang, serta pengalaman saja dunia animasi
di Indonesia masih belum cukup banyak. Karenanya akan terkesan tidak
adil jika harus dibanding-bandingkan dengan Jepang atau merika Serikat
yang sudah memiliki sejarah film animasi yang panjang dan didukung
dengan dana yang besar. Dan merekapun dulu memulai semua itu dengan
teknologi dan kualitas yang masih sangat sederhana sekali sebelum
akhirnya menjadi semaju sekarang. Karenanya andaikan proyek ini sukses
maka diharapkan menjadi awal untuk semakin banyaknya animas-animasi
produksi Indonesia yang tidak kalah bagusanya bahkan mungkin lebih baik
lagi kualitasnya.
Selain itu bagian yang
cukup untuk diamati adalah bagian penyulihan suaranya. Nampak sederet
nama-nama penyulih suara papan atas yang sudah berpengalaman terlibat
dalam proyek ini. Bahkan kali ini saya bisa kembali mendengar suara emas
Diah Sekartadji yang belakangan ini sudah lumayan jarang terdengar.
Tentu saja sebagai anak yang dibesarkan dengan anime-anime yang
disuarakan olehnya saya kembali menantikan kiprahnya di sini. Yang perlu
diperhatikan di sini juga adalah Siti Balqis yang pernah berpengalaman
mengisi suara Aang dalam anime Avatar -The Last Airbender-.
Masalahnya dalam beberapa trailer yang sudah dimuat banyak suara-suara
yang menganggap anime ini terkesan mirip Avatar akibat perawakan salah
satu karakternya yang hampir mirip dengan Aang bahkan sampai ke suaranya
(karena kebetulan disuarakan oleh orang yang sama). Semoga saja dalam
realisasinya Kak Siti bisa lebih membawakan karakternya secara lebih
hidup dan lepas dari bayang-bayang "mirip Avatar" yang selama ini
dibicarakan beberapa orang.
Satu lagi fitur yang tak kalah menariknya (bahkan paling menarik menurut saya pribadi) adalah musical scorenya.
Dengan digawangi oleh Arya Prayogi yang pernah berpengalaman
mengerjakan musik untuk film laga Merantau, film anime ini diiringi
dengan musik-musik yang memukau dan terasa megah sebagaimana yang terasa
dalam trailer-trailer yang sudah tersedia. Tentu semoga dalam
penayangannya nanti musik yang mengiringi bisa lebih baik daripada
trailernya.
Pada akhirnya, bukan saja
ucapan selamat tetapi juga terima kasih saya berikan kepada insan-insan
berbakat yang sudah menghasilkan anime yang potensial ini. Baik itu Bung
Alfi Zachkyelle sebagai kreator, Bung Oktodia Mardoko sebagai produser
dan insan-insan anak bangsa lainnya yang ikut terlibat dalam anime ini.
Kudos juga saya berikan kepada TRANS7 yang sudah dengan sangat berani
ikut mendukung proyek besar (dan berisiko) ini dengan bertindak selaku
penayang. Sebagai stasiun TV yang pernah punya sejarah gemilang dalam
hal penayangan film animasi tentu kita juga berharap TRANS 7 tidak hanya
berhenti sampai di sini saja. Semoga ke depannya bisa menjadi pioner
dan pula dalam menayangkan anime-anime berkualitas karya anak bangsa.
Akhirkata sudah siapkah kamu menjelajah dunia Cyodyavalla???
0 komentar:
Posting Komentar