Clara Yono Yantini yang menjabat sebagai Kepala Bidang Aplikasi Geomagnet dan Magnet Antariksa Lapan, menyampaikan hal itu pada acara sosialisasi berkenaan gejala cuaca Antariksa 2010 sampai 2015, yang di selenggarakan di Kampus Universitas Udaya, Denpasar, Bali. Puluhan ilmuwan yang berasal dari Asia Tenggara, Rusia juga Jepang turut menghadiri acara sosialisasi ini
Lebih lanjut, temuan ini bertolak belakang dengan isu kiamat 2012 yang sebenarnya tidak pernah di ramalkan Suku Maya menurut tetua suku Maya. Namun dampaknya, banyak sudah masyarakat yang mengkaitkan isu badai matahari dengan datangnya hari kiamat pada tahun 2012
“Siklus matahari terjadi pada rentang waktu 2010-2015. Puncak siklusnya, menurut perkiraan Lapan, terjadi pada bulan Oktober 2013. Penelitian oleh negara lain juga memperkirakan terjadi pada pertengahan 2013,” kata Clara yang juga sebagai Peneliti Bidang Matahari dan Antariksa Lapan.
Temuan LAPAN ini berdasarkan fakta bahwa belum adanya tanda-tanda aktivitas Matahari yang ekstrim sebagai ciri puncak siklus oleh karenanya mereka memprediksikan bahwa badai matahari akan mundur satu tahun yakni 2013
Umumnya siklus matahari muncul sekitar 11 tahun, prosesnya ialah menujukan masa awal, masa puncak dan akhir siklus. Kini matahari berada pada siklus ke 24, dan jika sudah mencapai puncak maka akan terjadi ledakan besar di matahari
“Ini tentu mempengaruhi kondisi cuaca antarika, termasuk menyebabkan gangguan di Bumi,” kata Clara.
Efek akibat aktivitas puncak matahari ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Suhu bumi akan meningkat dan iklim berubah. Partikel-partikel matahari yang menembus lapisan atmosfer bumi akan mempengaruhi cuaca dan iklim bumi. Dampak yang paling ekstrim menyebabkan kemarau panjang. “Ini yang masih dikaji para peneliti,” ujar Clara.
Sumber berita: Id.News.Yahoo.com
Berikut ini adalah efek yang di perkirakan akan terjadi di bumi dari dampak badai matahari dalam bentuk gambar:
0 komentar:
Posting Komentar