Film Indonesia terus menggeliat. Beragam tema cerita, tehnik dan konsep terus mengalir dari insan perfilman, meski mereka mengakui sedang berduka akibat UU per-film-an yang baru disahkan DPR dianggap membelenggu kreatifitas mereka. Ini terbukti dari lahirnya sebuah film animasi pertama di layar lebar dengan tehnik 3 dimensi. Jika melihat trailer film ini, kita akan mengacungkan jempol buat para pembuat film ini, karena tehniknya tidak kalah dengan film animasi barat.
Meraih Mimpi, rencananya akan beredar pada musim liburan pada bulan puasa dan lebaran. Beberapa karakter tokoh akan diisi suara oleh Gita Gutawa, Surya Saputra, Patton (Idola Cilik), Indra Bekti, dan lain-lain.
Tema cerita ini diangkat dari cerita rakyat Singapura berjudul "Sing To Down". Mungkin ini sangat disayangkan, karena Indonesia memiliki banyak cerita legenda yang cocok untuk anak-anak. Tapi, beberapa pengamat mengakui film ini patut diapresiasi dengan baik, karena keunikan penggarapan dan tema cerita.
Untuk urusan animasi, film ini digarap oleh anak-anak bangsa ini dari Infinite Firmworks.
Meraih Mimpi disutradari Phil Mitchel, asal AS, yang belum lama ini memeluk agama Islam. Menurutnya, film ini merupakan kreatifitas animator anak-anak Indonesia yang patut dibanggakan, sekaligus pertanda kebangkitan industri komputer animasi di Indonesia. Sebagai produser Nia Dinata mengakui film ini hanya menghabiskan dana 5 juta dollar. Bandingkan dengan film animasi lain yang menghabiskan dana jauh di atas itu.
Meski modal cekak, Nia berharap film itu menjadi tonggak film animasi di layar bioskop Indonesia. Film animasi kita sebelumnya pernah dibuat untuk layar tv.
Sejak 16 September kemarinan, Meraih Mimpi sudah beredar di seluruh bioskop tanah air. Dia soundtrack film ini dinyanyikan oleh Gita Gutawa dan kelompok J-Rock.
Seperti tagline film ini, Aku Bisa, Aku Pasti Bisa!, Meraih Mimpi menjadi hiburan yang menghibur sekaligus mendidik dan
Film Indonesia terus menggeliat. Beragam tema cerita, tehnik dan konsep terus mengalir dari insan perfilman, meski mereka mengakui sedang berduka akibat UU per-film-an yang baru disahkan DPR dianggap membelenggu kreatifitas mereka. Ini terbukti dari lahirnya sebuah film animasi pertama di layar lebar dengan tehnik 3 dimensi. Jika melihat trailer film ini, kita akan mengacungkan jempol buat para pembuat film ini, karena tehniknya tidak kalah dengan film animasi barat.
Meraih Mimpi, rencananya akan beredar pada musim liburan pada bulan puasa dan lebaran. Beberapa karakter tokoh akan diisi suara oleh Gita Gutawa, Surya Saputra, Patton (Idola Cilik), Indra Bekti, dan lain-lain.
Tema cerita ini diangkat dari cerita rakyat Singapura berjudul "Sing To Down". Mungkin ini sangat disayangkan, karena Indonesia memiliki banyak cerita legenda yang cocok untuk anak-anak. Tapi, beberapa pengamat mengakui film ini patut diapresiasi dengan baik, karena keunikan penggarapan dan tema cerita.
Untuk urusan animasi, film ini digarap oleh anak-anak bangsa ini dari Infinite Firmworks.
Meraih Mimpi disutradari Phil Mitchel, asal AS, yang belum lama ini memeluk agama Islam. Menurutnya, film ini merupakan kreatifitas animator anak-anak Indonesia yang patut dibanggakan, sekaligus pertanda kebangkitan industri komputer animasi di Indonesia. Sebagai produser Nia Dinata mengakui film ini hanya menghabiskan dana 5 juta dollar. Bandingkan dengan film animasi lain yang menghabiskan dana jauh di atas itu.
Meski modal cekak, Nia berharap film itu menjadi tonggak film animasi di layar bioskop Indonesia. Film animasi kita sebelumnya pernah dibuat untuk layar tv.
Sejak 16 September kemarinan, Meraih Mimpi sudah beredar di seluruh bioskop tanah air. Dia soundtrack film ini dinyanyikan oleh Gita Gutawa dan kelompok J-Rock.
Seperti tagline film ini, Aku Bisa, Aku Pasti Bisa!, Meraih Mimpi menjadi hiburan yang menghibur sekaligus mendidik dan memotivasi anak-anak Indonesia.
memotivasi anak-anak Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar